Pages - Menu

Pages

Kamis, 29 Maret 2012

Supply Chain Untuk Bandara Baru Menggantikan Bandara Adisucipto

BAB I
PENDAHULUAN

Bandara Adisutijipto Yogyakarta kini sudah tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan karena keterbatasan lahan yang ada, di tengah meningkatkan jumlah penumpang dan frekuensi penerbangan komersial. Keterbatasan areal bandara internasional itu sudah tidak memungkinkan untuk pengembangan, dan perlu meindahan lokasi yang lebih luas dan memadai. Bahkan kini sering terjadi crowded, sehingga bandara mendesak perlu dikembangkan. Namun pengembangan landasan hanya dimungkinkan ke arah timur. Itupun tidak bisa maksimal sementara jika ke barat sudah tidak memungkinkan karena ada instalasi militer

Dipilihnya Kulon Progo sebagai lokasi pembangunan bandara berdasarkan studi kelayakan yang pernah dilakukan pemerintah Republik Ceko. Studi tersebut menghasilkan tujuh lokasi yang terpilih untuk bisa dijadikan bandara.
Pilihan lokasi pembangunan Bandara Internasional Kulonprogo di Palihan, Kecamatan Temon, merupakan pilihan bagus. Karena memang sangat aman untuk keselamatan penerbangan ketika pesawat hendak take off atau landing, karena posisinya pesisir. Akan tetapi banyak hal yang harus dipertimbangkan apabila proyek tersebut jadi diaksanakan yaitu mengingat bahwa daerah tersebut berotensi gempa yang mengakibatkan tsunami.
Pemilihan pembangunan bandara di kulon progo juga bertujuan unttuk meningkatkan potensi pariwisata yogkarta bagian selatan yaitu bantul, gunung kidul, dan kulon progo. Karena selama ini pariwisata yogyakarta terpusat di kota dan sleman.



BAB II
USULAN BANDARA

Berdasarkan hasil survei lapangan tim feasibility studies (FS) pembangunan bandara, Kulonprogo mendapat penilaian tertinggi. Berdasarkan hasil survei lapangan dari tim FS, hingga saat ini Kulonprogo mendapat penilaian tertinggi. Adapun dari tiga lokasi di Kulonprogo sendiri, penilaian tertinggi berada di wilayah Desa Palihan-Glagah, Kecamatan Temon.
Adapaun pertimbangan alasan dibangunnya bandara adalah sebagai berikut :
1.      Wilayah kulon progo masih berpotensi dikembangkan untuk bandara karena daerahnya masih luas
2.      Pemukiman pada daerah tersebut masih jarang dan sedikit.
3.      Daerah kulon progo daerah selatan adalah daerah pesisir pantai selatan Jawa
Akan tetapi ada beberapa kendala yang perlu dipertimbangkan diantaranya :
1.      Pada daerah tersebut terdapat radar milik TNI AU sehingga radar tersebut harus dipindahkan, sedangkan untuk memindahkan radar diperlukan biaya yang besar.
2.      Potensi bencana gempa dan tsunami.
Berikut ini adalah rancangan lay out bandara di kulon progo
                        

BAB III
AKSES JALUR PARIWISATA

Jalur yang dapat ditempuh yaitu jalur selatan dan jalan wates. Jalur selatan melalui jalan Deandles, Bantul, dan Mayjen Sutoyo. Dan pada daerah wates telah terdapat stasiun kereta api dan terminal sehingga dapat mempermudah akses transportasi untuk menuju jalur-jalur lokasi pariwisata dijogjakarta.








Dibawah ini adalah kondisi jalan Deandles yang akan di lalui jika melewati jalur selatan.


Jembatan Srandakan



BAB IV
POTENSI PARIWISATA

Dengan adanya pembangunan bandara di kulon progo maka akan semakin bertambah kapasitas daya tampung pesawat kedatangan wisatawan serta akan meningkatkan intensitas penerbangan sehingga mengoptimalkan pariwisata di Jogjakarta. Selain itu, pembangunan bandara harus didukung oleh infrastruktur yang baik.
D.I. Yogyakarta dikenal sebagai tujuan wisatawan kedua setelah Bali, Pariwisata D.I. Yogyakarta berbasis pada nilai-nilai dan kekayaan budaya, tradisi serta sejarah, di samping juga keindahan panorama alam wilayah D.I. Yogyakarta.
Potensi pariwisata di daerah yogyakarta bagian selatan itu dapat menarik wistawan, terutama di daerah – daerah yang dapat dijangkau dari bandara kulon progo adalah sepanjang pantai selatan, kasongan, manding, kraton jogja, pusat kota. Meski jalur ini sedikit jauh untuk menuju jogjakarta, namun para wisatawan terlebih dahulu dapat menikmati pariwista disekitar jalir yang dilalui.



BAB V
DAMPAK SOSIAL

Dengan adanya bandara di wates kulon progo maka akan mempengaruhi kehidupan social disekitar daerah tersebut. Dampak yang sekarang ini sudah mulai muncul adalah naiknya harga tanah. Akan tetapi dengan semakin naiknya harga tanah tersebut dikhawatirkan masyarakat tergiur untuk menjual lahan atau tanah dengan harga tinggi sehingga mereka akan kehilangan matapencaharian. Padahal dampak ekonomi langsung dari Bandara baru bisa dinikmati sekitar 5 tahun lagi yaitu saat proyek tersebut sudah dioprasionalisasikan.
Ketika proyek bandara tersebut dioperasikan maka kehidupan perekonomian masyarakat disekitar juga akan meningkat, mereka dapat mendirikan usaha-usaha baru seperti penginapan, warung makan, toko oleh-oleh, toko baju, toko kelontong,jasa transportasi, sehingga hal tersebut akan dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

Selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar maka dengan adanya bandara tersebut maka di wates kulon progo akan ada banyak budaya – budaya baru yang datang disana. Sehingga masyarakat di sekitarnya harus dapat menjaga kemurnian kebudayaan-kebudayaan asli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar