PENDAHULUAN
Sejak manusia mengenal peradaban,
ribuan tahun lalu, manusia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas
hidupnya. Peningkatan kualitas hidup tidal lain merupakan usaha untuk
mendapatkan “kenyamanan hidup”. Kenyamanan hidup yang dimaksudkan selain untuk
dapat dinikmati oleh dirinya sendiri pada saat masih hidup, juga diharapkan
dapat diberikan atau diwariskan kepada anak cucu. Kualitas untuk meningkatkan hidup manusia tidak akan
pernah berhenti sampai akhir jaman nanti. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
manusia yang berupa sandang, pangan, dan papan, manusia memanfaatkan
penemuan-penemuan baru ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mengeruk hasil
kekayaan alam yang ada sebanyak-banykny dan secepat-cepatnya.
Kemajuan industri dan teknologi dimanfaatkan manusia
untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sudah terbukti bahwa industri dan
teknologi yang maju identik dengan tingkat kehidupan yang lebih baik. Jadi
kemajuan industri dan teknologi berdampak positif terhadap lingkungan hidup
karena meningkatkan kualitas hidup manusia.
Namun pada sisi lain manusia juga mulai ketakutan akan
adanya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan oleh kemajuan industri dan
teknologi tersebut. Hal ini mudah dipahami karena apabila lingkungan telah
tercemar maka daya dukung alam bagi kelangsungan hidup manusia akan terganggu.
Kalau hal ini sampai terjadi maka usaha untuk meningkatkan kualitas hidup atau
kenyamanan hidup manusia akan gagal.
Dampak pencemarn lingkungan tidak hanya berpengaruh dan
berakibat kepada lingkungan alam saja, akan tetapi berakibat dan berpengaruh
pula terhadap kehidupan tanaman, hewan dan juga manusia. Kalau lingkungan alam
telah tersemar sudah barang tentu tanaman yang tumbuh di lingkungan tersebut
akan ikut tercemar, demikian pula hewan yang hidup di situ. Pada akhirnya
manusia sebagai makluk hidup yang omnivora akan ikut pula merasakan dampak
pencemaran tersebut.
DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Pencemaran
udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia.
Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global.
Dampak
pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang di hadapi oleh negara-negara
industri. Akibat akibat dari pencemaran udara ternyata sangat merugikan.
Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan
manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainyya seperti hewan,
tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya.
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan di amerika serikat pada tahun 1980, kematian
yang disebabkan oleh udara kurang lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup
mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan oleh
penyakit lainnya, seperti penyakit jantung, kanker, aids dan lain lain.
Pencemar
udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder.
Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara. Karbon monoksida adalah sebuah contoh dari pencemar udara
primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah
substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di
atmosfer. Pembentukan ozon dalam smog fotokimia adalah sebuah contoh dari
pencemaran udara sekunder.
Atmosfer
merupakan sebuah sistem yang kompleks, dinamik, dan rapuh. Belakangan ini
pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global
dan hubungannya dengan pemanasan global, perubahan iklimdan deplesi ozon di
stratosfer semakin meningkat.
Adapun
komponen pencemar udara serta sumber pencemarnya. Komponen tersebut dapat
mencemari udara secara diri-sendiri ataupun secara bersama-sama.
1.
Dampak
Pencemaran Oleh Karbon Monoksida (CO)
Karbon
monoksida adalah gas yang tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa dan juga
tidak berwarna. Oleh karena itu lingkungan yang telah tercemar oleh gas CO
tidak dapat dilihat oleh mata. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu -192oC.
Di udara gas CO terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, hanya sekitar 0,1
ppm. Di daerah perkotaan dengan lalulintas yang padat konsentrasi CO berkisar
antara 10-15 ppm. Sudah sejak lama diketahui bahwa gas CO dalam jumlah banyak (konsenterasi tinggi) dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bahkan dapat menimbulkan kematian.
2.
Dampak
Pencemaran Oleh Nitrogen Oksida
Udara
yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia
dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas
nitrogen oksida antara lain timbulnya bintik bintik pada permukaan daun. Pada
konsentrasi yang lebih tinggi, gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau
kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat
berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses
fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak
dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah
dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai 60% hingga 70%. Pencemaran
udara oleh gas nitrogen oksida juga dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat
PAN. Peroxy Acetil Nitrates menyebabkan
iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN
bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya
kabut foto kimia atau Photo Chemistry
Smog yang sangat mengganggu lingkungan.
Ø Hujan Asam
pH
biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar
udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan
membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain:
·
Mempengaruhi kualitas
air permukaan
·
Merusak tanaman
·
Melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan
air permukaan
·
Bersifat korosif
sehingga merusak material dan bangunan
Ø Efek Rumah Kaca
Efek
rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O
di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Karbon dioksida dari tahun ke tahun memang terus meningkat,
sejalan dengan makin banyaknya penggunaan bahan bakar fosil untuk mencukupi
keperluan energi dunia. Karbon dioksida hasil pembakaran bahan bakar fosil
terutama akan mengumpul pada lapisan tertentu di atmosfir bumi, membentuk
semacam perisai. Adanya perisai ini menyebabkan panas yang keluar dari bumi
tidak dapat dengan bebas keluar dari lapisan atmosfir, namun akan dikembalikan
lagi ke bumi. Lapisan karbondioksida tersebut seolah berfungsi sebagai
reflektor terhadap panas dari bumi. Hal inilah yang menyebabkan pengaruh
lapisan karbondioksida terhadap kenaikan suhu bumi yang disebut sebagai efek
rumah kaca. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak
dari pemanasan global adalah:
·
Pencairan es di kutub
·
Perubahan iklim
regional dan global
·
Perubahan siklus hidup
flora dan fauna
Ø Kerusakan Lapisan Ozon
Lapisan
ozon adalah lapisan atmosfir bumi yang berfungsi sebagai pelindung dari sinar
ultraviolet yang datang berlebihan dari matahari. Apabila lapisan ozon rusak
maka sifat ozon sebagai penyaring sinar ultraviolet tidak akan berfungsi lagi.
Sinar ultravioler yang tidak tersaring oleh lapisan ozon ini akan terus kebumi
dan dapat merusak kulit manusia. Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian
20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi
ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami
di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil
menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Dampak penipisan lapisan ozon adalah terjadinya
pemanasan global (global warming), gas
karbon dioksida (CO2) memiliki kontribusi paling besar dekitar 50%
diikuti chlorofluorocarbon (CFC) 25%, gas methan 10%, dan sisanya gas lain
terhadap pemanasan global,pemanasan global juga menyebabkan cairnya es di benua
Antartika, akibatnya muka air laut global naik hingga 25 cm di akhir abad ke 20
sehingga ketidaksamaan iklim dimana di suatu tempat terjadi bencana kekeringan,
dan di tempat lainnya terjadi bencana banjir.
Ø Dampak Kesehatan
Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada
jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik.
0 komentar:
Posting Komentar