BAB I
PENDAHULUAN
Bandara Adisutijipto Yogyakarta kini sudah tidak memungkinkan lagi
untuk dikembangkan karena keterbatasan lahan yang ada, di tengah meningkatkan
jumlah penumpang dan frekuensi penerbangan komersial. Keterbatasan areal
bandara internasional itu sudah tidak memungkinkan untuk pengembangan, dan
perlu meindahan lokasi yang lebih luas dan memadai. Bahkan kini sering terjadi crowded, sehingga bandara mendesak perlu dikembangkan. Namun pengembangan landasan hanya
dimungkinkan ke arah timur. Itupun tidak bisa maksimal sementara jika ke barat
sudah tidak memungkinkan karena ada instalasi militer
Dipilihnya Kulon Progo sebagai lokasi
pembangunan bandara berdasarkan studi kelayakan yang pernah dilakukan
pemerintah Republik Ceko. Studi tersebut menghasilkan tujuh lokasi yang
terpilih untuk bisa dijadikan bandara.
Pilihan lokasi pembangunan Bandara
Internasional Kulonprogo di Palihan, Kecamatan Temon, merupakan pilihan bagus.
Karena memang sangat aman untuk keselamatan penerbangan ketika pesawat hendak
take off atau landing, karena posisinya pesisir. Akan tetapi banyak hal yang
harus dipertimbangkan apabila proyek tersebut jadi diaksanakan yaitu mengingat
bahwa daerah tersebut berotensi gempa yang mengakibatkan tsunami.
Pemilihan
pembangunan bandara di kulon progo juga bertujuan unttuk meningkatkan potensi
pariwisata yogkarta bagian selatan yaitu bantul, gunung kidul, dan kulon progo.
Karena selama ini pariwisata yogyakarta terpusat di kota dan sleman.
BAB
II
USULAN
BANDARA
Berdasarkan hasil survei
lapangan tim feasibility studies (FS) pembangunan bandara, Kulonprogo mendapat
penilaian tertinggi. Berdasarkan hasil survei
lapangan dari tim FS, hingga saat ini Kulonprogo mendapat penilaian tertinggi.
Adapun dari tiga lokasi di Kulonprogo sendiri, penilaian tertinggi berada di
wilayah Desa Palihan-Glagah, Kecamatan Temon.
Adapaun pertimbangan alasan dibangunnya bandara adalah sebagai
berikut :
1. Wilayah kulon progo masih berpotensi dikembangkan untuk
bandara karena daerahnya masih luas
2. Pemukiman pada daerah tersebut masih jarang dan sedikit.
3. Daerah kulon progo daerah selatan adalah daerah pesisir
pantai selatan Jawa
Akan
tetapi ada beberapa kendala yang perlu dipertimbangkan diantaranya :
1. Pada daerah tersebut terdapat radar milik TNI AU sehingga
radar tersebut harus dipindahkan, sedangkan untuk memindahkan radar diperlukan
biaya yang besar.
2. Potensi bencana gempa dan tsunami.
Berikut
ini adalah rancangan lay out bandara di kulon progo
BAB
III
AKSES
JALUR PARIWISATA
Jalur
yang dapat ditempuh yaitu jalur selatan dan jalan wates. Jalur selatan melalui
jalan Deandles, Bantul, dan Mayjen Sutoyo. Dan
pada daerah wates telah terdapat stasiun kereta api dan terminal sehingga dapat
mempermudah akses transportasi untuk menuju jalur-jalur lokasi pariwisata
dijogjakarta.
Dibawah ini
adalah kondisi jalan Deandles yang akan di lalui jika melewati jalur selatan.
Jembatan Srandakan
BAB
IV
POTENSI
PARIWISATA
Dengan
adanya pembangunan bandara di kulon progo maka akan semakin bertambah kapasitas
daya tampung pesawat kedatangan wisatawan serta akan meningkatkan intensitas
penerbangan sehingga mengoptimalkan pariwisata di Jogjakarta. Selain itu,
pembangunan bandara harus didukung oleh infrastruktur yang baik.
D.I.
Yogyakarta dikenal sebagai tujuan wisatawan kedua setelah Bali, Pariwisata D.I.
Yogyakarta berbasis pada nilai-nilai dan kekayaan budaya, tradisi serta
sejarah, di samping juga keindahan panorama alam wilayah D.I. Yogyakarta.
Potensi
pariwisata di daerah yogyakarta bagian selatan itu dapat menarik wistawan,
terutama di daerah – daerah yang dapat dijangkau dari bandara kulon progo
adalah sepanjang pantai selatan, kasongan, manding, kraton jogja, pusat kota.
Meski jalur ini sedikit jauh untuk menuju jogjakarta, namun para wisatawan terlebih dahulu dapat menikmati
pariwista disekitar jalir yang
dilalui.
BAB V
DAMPAK SOSIAL
Dengan adanya bandara di wates kulon progo maka akan
mempengaruhi kehidupan social disekitar daerah tersebut. Dampak yang sekarang
ini sudah mulai muncul adalah naiknya harga tanah. Akan tetapi dengan semakin
naiknya harga tanah tersebut dikhawatirkan masyarakat tergiur untuk menjual
lahan atau tanah dengan harga tinggi sehingga mereka akan kehilangan
matapencaharian. Padahal dampak ekonomi langsung dari Bandara baru bisa
dinikmati sekitar 5 tahun lagi yaitu saat proyek tersebut sudah dioprasionalisasikan.
Ketika proyek bandara tersebut dioperasikan maka kehidupan
perekonomian masyarakat disekitar juga akan meningkat, mereka dapat mendirikan
usaha-usaha baru seperti penginapan, warung makan, toko oleh-oleh, toko baju,
toko kelontong,jasa transportasi, sehingga hal tersebut akan dapat menciptakan
lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
Selain meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar
maka dengan adanya bandara tersebut maka di wates kulon progo akan ada banyak
budaya – budaya baru yang datang disana. Sehingga masyarakat di sekitarnya
harus dapat menjaga kemurnian kebudayaan-kebudayaan asli.
0 komentar:
Posting Komentar